Bisnis dalam Karya Seni

Pergolakan Bisnis dalam Karya Seni
Oleh : Nanok Triyono

KabarIndonesia - Era sekarang memang terlihat maju dan berkembang, di antara spion masa lalu yang terkadang buruk. Banyak sekali saat ini terjadi sedikit keanehan yang berorientasi dengan seni, di mana hasil karya yang sumbernya berasal dari otak kian redam.

Tak hanya dunia lukis, tapi sudah menjalar ke semua fokus seni seperti tari, musik, bahkan kriya. Seni memang indah, ketika sudut pandang idealis diturahkan oleh pembuat atau penikmat seni. Beberapa halnya adalah seni lukis yang saat ini mulai pudar idealisme torehan dalam kanvas.

Begitupula musik dan tari yang semakin kendor dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang terjadi ternyata dapat disimpulkan berasal dari kaitan bisnis yang berada di belakang panggung seni. Hasil karya seni sudah mati langkah ketika berhadapan dengan bisnis, yang lebih menyeramkan lagi adalah ketika para seniman mulai tertindas dengan hitungan bisnis tanpa memperhatikan kelestarian idealisme.

Pandangan-pandangan ini muncul juga sebagai akibat dari krisis global yang menyentuh sampai pelosok-pelosok dunia. Bahkan daerah terpencil dengan gambaran seni yang luas dapat terpengaruh keadaan ini. Secara terstrukur sistematika ini dapat digambarkan dengan siklus piramida, di mana seniman berada pada titik tengah dan pada titik bawah diisi oleh dunia bisnis.

Susunan itu terjadi ketika dalam keadaan normal tanpa ada pengaruh global. Ketika pengaruh krisis global, sistematika itu berganti menjadi seniman berada di bawah, dunia bisnis berada di tengah, dan di puncak diisi oleh krisis global.

Dari logika kecil tersebut sudah dapat dilihat bahwa, idealisme seniman dengan fokus kelestarian karya akan semakin terdesak atau terinjak dengan adanya pengaruh besar dari krisis global dan dunia bisnis. Sedikit mengarah pada karya lukisan terutama dari Indonesia sudah kita rasakan sangat berkurangnya identitas lukisan Bali atau Kalimantan yang mulai pudar dari idealisme seniman.

Semakin sukar dilihat bentuk lukisan asli bercorak seniman Bali atau Kalimantan jika dibanding dengan lukisan profit bisnis. Begitupula dalam dunia musik yang semakin parah, ini dapat dilihat dari musikalitas sekarang yang sudah semakin turun dalam pembuatan karya. Ini semua dikarenakan banyak label yang memegang kendali atas pembentukan karya dari nol sampai hasil jadi. Dunia bisnis memang pemegang peranan penting bagi perekonomian dunia.

Pengaruhnyapun sangat tinggi dan tak hanya berkelas dunia tapi juga kelas pedalaman. Lambat laun bisnis akan menguasai hasil karya seni, bukan karya seni yang mengendarai bisnis. Keadaan yang parah akan terjadi juga apabila bisnis sudah menguasai otak manusia sebagai pusat ide dalam berkarya, itu menjadikan para seniman takut jika hasil karya yang mereka cetak tidak sesuai dengan selera bisnis padahal ide tersebut sesuai dengan pelestarian idealisme yang kental dengan hasil karya murni. (*)


Sumber : Kabar Indonesia
0 Responses